Mengenal Jangkar Kapal dan Perlengkapannya
Jangkar merupakan alat labuh yang memiliki bentuk dan berat khusus yang akan diturunkan ke dalam perairan sampai dengan dasar, sehingga pada saat jangkar diturunkan maka kapal terbatas pergerakkannya karena hembusan angin, arus atau gelombang.
Sebagai alat untuk berlabuh, untuk dapat beroperasi dengan baik jangkar memerlukan peralatan dan perlengkapan untuk menunjang operasionalnya.
Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, jangkar dan perlengkapnnya haruslah memenui sarat sarat dalam pemasangannya, yaitu sebagai berikut :
Secara umum untuk dapat beroperasi, jangkar memerlukan beberapa equipment atau peralatan penunjang, diantaranya :
Jangkar merupakan salah satu alat wajib yang ada di atas kapal mengingat fungsinya sebagai alat untuk menahan kapal supaya tidak bergerak dan tetap dalam posisinya. Jangkar di gerakkan menggunakan mesin jangkar (anchor windlass) yang dirangkaikan dengan rantai jangkar yang pergerakkannya naik dan turun. Mesin jangkar pada umumnya diletakkan di pada forecastle deck.
Jangkar ini berfungsi untuk membatasi gerak kapal pada waktu labuh di pelabuhan. Selain itu juga agar kapal tetap pada kedudukannya, meskipun mendapat tekanan oleh arus laut, angin, gelombang dan sebagainya. Fungsi jangkar lainnya adalah untuk membantu penambatan kapal pada saat diperlukan.
Panjang standar setiap 1 rangkaian rantai (istilahnya panjang 1 segel) adalah 15 Fathoms atau setara dengan 27,5 m. Dalam satu rangkaian rantai (1 segel), rantai terangkai sebagai berikut; 1 buah kanter + 1 buah endlink + 1 buah large link + beberapa rangkaian ordinary link / common link + 1 buah large link + 1 buah end link, sehingga membentuk rangkaian rantai sepanjang 27,5 m.
Setiap kapal, panjang rantai jangkarnya berbeda-beda tergantung dari besarnya kapal, misalkan untuk kapal tanker 6500 Dwt membutuhkan panjang rantai jangkar 495 m (18 segel) atau untuk setiap jangkar memerlukan rantai sepanjang 247.5 m (9 segel).
Contoh lainnya untuk kapal tug boat dengan panjang 30 m, membutuhkan rantai sepanjang 247,5m (9 segel) atau untuk setiap jangkar memerlukan rantai sepanjang 123,75 m , tetapi pada prakteknya panjang rantai 123,75 m jika dibagi dengan 27,5 m (panjang 1 segel) maka dihasilkan 4,5 segel, untuk menghindari pemotongan rantai maka rantai jangkar dibagi menjadi 110 m (4 segel) untuk jangkar sebelah kanan dan 137,5 m (5 segel) untuk jangkar sebelah kiri.
Setiap panjang rantai disambung dengan menggunakan segel (shackle). Sedangkan untuk menyambung rantai dengan jangkar digunakan anchor shackle (segel jangkar) yang dilengkapi swivel (kili – kili), yang memungkinkan jangkar berputar, tanpa mengakibatkan rantai yang dipasang sebelum atau di belakang jangkar tersebut terpuntir.
Sedangkan ujung rantai lainnya diikatkan pada kapal didalam kotak rantai (chain's locker) dengan menggunakan segel. Ujung rantai jangkar harus diikatkan pada kapal dengan alasan agar rantai dapat tertahan atau tidak hilang jika jangkar diturunkan terus sampai batas maksimum panjang rantainya.
Pada kapal kapal tertentu (tongkang / barge, kapal kapal kurang dari 30m) rantai jangkar ini dapat diganti dengan wire rope / sling. Panjang tali sling harus 1,5 kali dari persyaratan panjang untuk jenis penggunaan rantai kapal dengan batas kekuatan tarik dan beban putus sama dengan rantai jangkar. Namun, penggunaan wire ropes harus dipasang rantai antara wire ropes dengan jangkar sepanjang 12,5 meter.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penempatan tabung jangkar di kapal yaitu:
Diameter dalam hawse pipe disesuaikan dengan diameter rantai jangkar kapal yang akan digunakan dan diperhitungkan pada saat pengoperasian gerakan naik dan turun dari rantai jangkar tidak terganggu.
Pada umumnya digunakan patokan diameter dalam dari hawse pipe sebesar 10,4 dari diameter rantai jangkar. Bagian atas dan bawah lubang hawse pipe harus dipertebal bisa menggunakan besi cor atau doubling plate biasa disebut deck piece. Hal itu dikarenakan gerakan rantai jangkar selalu bergesekan dibagian tersebut.
Jika jumlah jangkar kapal terdapat 2 set, maka bak rantai harus terdiri dari dua ruang bak rantai yang terpisah, yang terletak di kanan dan kiri kapal.
Dalam pembuatan bak rantai, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan tentunya sesuai dengan ketentuan dan persyaratan badan klasifikasi:
Konstruksinya hampir sama dengan hawse pipe yang terbuat dari pipa baja dengan penguatan dibagian atas atau dibuat dengan besi cor atau doubling plate.
Bagian bawah yang menghadap bak rantai konstruksinya dapat diperlebar dan tepi pipa dipasang bentuk setengah bulat. Posisi penempatan tabung rantai jangkar ini, tepat di lobang rantai dibawah mesin jangkar.
Yang harus diperhatikan dalam penempatan anchor chain pipe yaitu :
Fungsi dari mesin jangkar adalah sebagai alat yang dipasang dikapal guna keperluan mengangkat dan menurunkan jangkar dan rantai jangkar melalui tabung jangkar (hawse pipe).
Pada saat ini mesin jangkar menggunakan tenaga penggerak mesin diesel ,listrik, ataupun hidrolik. Pada kapal yang berukuran dibawah 200 GRT dapat menggunakan mesin jangkar manual, yang digerakkan dengan tenaga tangan.
Untuk mesin jangkar dengan tenaga motor listrik, biasanya digunakan pada kapal berukuran menengah, sistem ini banyak disukai oleh pemilik kapal - kapal pesiar karena bersih. Namun kapal harus memiliki pembangkit listrik khusus (generator khusus) untuk penggerak mesin jangkar.
Sedangkan tenaga hidrolik memerlukan unit yang besar dan sangat sensitif, namun instalasi pipa hidroliknya harus terlindungi untuk menghindari kerusakan dan kebocoran, karena memiliki tekanan yang sangat besar maka apabila bocor sangat berbahaya.
Mesin jangkar harus ditempatkan pada geladak haluan kapal agar lebih memudahkan pengoperasian penurunan dan penaikan jangkar. Pemasangan mesin jangkar di geladak kapal, plat geladak didaerah pondasi mesin jangkar harus diperkuat dengan penebalan plat serta konstruksi pondasi yang kuat.
Mesin jangkar harus dilengkapi dengan sistem rem. Rem ini berfungso untuk memperlambat putaran poros dan memberhentikan penurunan rantai jangkar dan jangkar.
Apabila mesin jangkar dilengkapi dengan chain stopper yang terpasang kuat pada forecastle deck, maka alat ini harus memiliki kemampuan beban putus 80% dari beban putus rantai. Apabila chain stopper tidak terpasang maka mesin jangkar harus dapat menahan tarikan dengan beban putus 80% beban putus rantai dengan tanpa adanya deformasi pada peralatannya juga slip pada sistim pengeremannya.
Sistem kerja mesin jangkar adalah jangkar ditarik dengan melalui hawse pipe jangkar yang terkait dengan menggunakan joining shackle dan dilengkapi dengan swivel sehingga apabila jangkar berputar maka rantai jangkar tidak melilit dan rantai akan melalui chain stopper yang terpasang digeladak.
Selanjutnya rantai ditarik oleh drum (gipsy) mesin jangkar yang berputar dengan penggerak motor listrik / hidrolik / manual / mesin diesel. Kemudian rantai ditarik masuk melalui chain pipe terus turun masuk ke bak rantai dan pada ujungnya rantai dikaitkan pada chain slip dengan dikaitkan pada segel penghubung seterusnya segel ini dikaitkan pada cable clench yang dipasang kuat pada salah satu konstruksi kapal seperti sekat.
Rangkaian rantai pada bagian ujung dalam dekat dengan bak rantai dilengkapi slip hook dibagian chain slip, dimana pada saat darurat dapat dengan mudah dilepas.
Chain stopper harus memiliki kemampuan beban putus 80% dari beban putus rantai, dan dipasang secara baik dan posisi yang tepat diatas geladak (forecastle deck), dan geladak didaerah ini juga harus diperkuat.
Sebagai alat untuk berlabuh, untuk dapat beroperasi dengan baik jangkar memerlukan peralatan dan perlengkapan untuk menunjang operasionalnya.
Sarat Sarat Pemasangan Jangkar di Kapal
Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, jangkar dan perlengkapnnya haruslah memenui sarat sarat dalam pemasangannya, yaitu sebagai berikut :
- Jangkar diatas kapal harus memenuhi persyaratan baik mengenai berat, jumlah dan kekuatannya.
- Panjang, berat dan kekuatan rantai jangkar harus cukup dan sesuai dengan regulasi
- Rantai jangkar harus diikat dengan baik dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat di lepaskan dari sisi luar bak rantainya.
- Peralatan jangkar termasuk bentuknya, penempatannya dan kekuatannya harus sedemikian rupa hingga jangkar itu dengan cepat dan mudah dilayani
- Harus ada jaminan, agar pada waktu mengeluarkan rantai, dapat menahan tegangan-tegangan dan sentakan-sentakan yang timbul.
Perlengkapan Jangkar Pada kapal
Secara umum untuk dapat beroperasi, jangkar memerlukan beberapa equipment atau peralatan penunjang, diantaranya :
1. Jangkar (Anchor)
Jangkar adalah perangkat penambat kapal ke dasar perairan, di laut, sungai ataupun danau sehingga kapal tidak dapat berpindah tempat karena hembusan angin, arus atau gelombang.Jangkar merupakan salah satu alat wajib yang ada di atas kapal mengingat fungsinya sebagai alat untuk menahan kapal supaya tidak bergerak dan tetap dalam posisinya. Jangkar di gerakkan menggunakan mesin jangkar (anchor windlass) yang dirangkaikan dengan rantai jangkar yang pergerakkannya naik dan turun. Mesin jangkar pada umumnya diletakkan di pada forecastle deck.
Jangkar ini berfungsi untuk membatasi gerak kapal pada waktu labuh di pelabuhan. Selain itu juga agar kapal tetap pada kedudukannya, meskipun mendapat tekanan oleh arus laut, angin, gelombang dan sebagainya. Fungsi jangkar lainnya adalah untuk membantu penambatan kapal pada saat diperlukan.
2. Rantai Jangkar (Anchor Chain)
Rantai jangkar merupakan rantai penghubung antara mesin jangkar dengan jangkar, digunakan untuk menaikkan (hibob) dan menurunkan (lego) jangkar pada waktu kapal berlabuh.Panjang standar setiap 1 rangkaian rantai (istilahnya panjang 1 segel) adalah 15 Fathoms atau setara dengan 27,5 m. Dalam satu rangkaian rantai (1 segel), rantai terangkai sebagai berikut; 1 buah kanter + 1 buah endlink + 1 buah large link + beberapa rangkaian ordinary link / common link + 1 buah large link + 1 buah end link, sehingga membentuk rangkaian rantai sepanjang 27,5 m.
Setiap kapal, panjang rantai jangkarnya berbeda-beda tergantung dari besarnya kapal, misalkan untuk kapal tanker 6500 Dwt membutuhkan panjang rantai jangkar 495 m (18 segel) atau untuk setiap jangkar memerlukan rantai sepanjang 247.5 m (9 segel).
Contoh lainnya untuk kapal tug boat dengan panjang 30 m, membutuhkan rantai sepanjang 247,5m (9 segel) atau untuk setiap jangkar memerlukan rantai sepanjang 123,75 m , tetapi pada prakteknya panjang rantai 123,75 m jika dibagi dengan 27,5 m (panjang 1 segel) maka dihasilkan 4,5 segel, untuk menghindari pemotongan rantai maka rantai jangkar dibagi menjadi 110 m (4 segel) untuk jangkar sebelah kanan dan 137,5 m (5 segel) untuk jangkar sebelah kiri.
Setiap panjang rantai disambung dengan menggunakan segel (shackle). Sedangkan untuk menyambung rantai dengan jangkar digunakan anchor shackle (segel jangkar) yang dilengkapi swivel (kili – kili), yang memungkinkan jangkar berputar, tanpa mengakibatkan rantai yang dipasang sebelum atau di belakang jangkar tersebut terpuntir.
Sedangkan ujung rantai lainnya diikatkan pada kapal didalam kotak rantai (chain's locker) dengan menggunakan segel. Ujung rantai jangkar harus diikatkan pada kapal dengan alasan agar rantai dapat tertahan atau tidak hilang jika jangkar diturunkan terus sampai batas maksimum panjang rantainya.
Pada kapal kapal tertentu (tongkang / barge, kapal kapal kurang dari 30m) rantai jangkar ini dapat diganti dengan wire rope / sling. Panjang tali sling harus 1,5 kali dari persyaratan panjang untuk jenis penggunaan rantai kapal dengan batas kekuatan tarik dan beban putus sama dengan rantai jangkar. Namun, penggunaan wire ropes harus dipasang rantai antara wire ropes dengan jangkar sepanjang 12,5 meter.
3. Tabung Jangkar (Hawse Pipe)
Tabung jangkar (hawse pipe) merupakan tabung atau pipa yang menghubungkan rumah jangkar ke geladak. Pada umumnya, tabung jangkar terletak dilambung kapal dibagian kiri (PS) dan kanan (SB) haluan kapal hingga geladak depan (forecastle deck).Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penempatan tabung jangkar di kapal yaitu:
- Pada saat pengangkatan atau penurunan jangkar dari laut, jangkar kapal tidak membentur bagian haluan kapal walaupun kapal dalam keadaan trim kebelakang 5 derajat
- Saat penarikan untuk penempatan jangkar, tiang jangkar harus dapat masuk ke dalam hawse pipe dengan mudah walaupun keadaan posisi anchor palm tidak baik
- Anchor arm dan anchor palm harus dapat merapat ke lambung kapal untuk menghindari benturan atau getaran pada saat kapal berlayar atau terkena ombak. Saat penurunan jangkar, jangkar harus dapat meluncur secara gravitasi tanpa terhambat
- Pembuatan tabung jangkar harus diperhitungkan panjangnya agar mencukupi untuk panjang tiang jangkar
- Konstruksi pemasangan tabung jangkar harus memenuhi ketentuan dari badan klasifikasi
- Dalam pelayaran jangkar jangan menggangtung di air.
- Lengkungan lobang pipa rantai ke geladak dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah masuk / keluarnya rantai jangkar, hingga gesekan seminim mungkin. Juga lobang disambung jangan sampai membuat sudut yang terlau tajam.
Diameter dalam hawse pipe disesuaikan dengan diameter rantai jangkar kapal yang akan digunakan dan diperhitungkan pada saat pengoperasian gerakan naik dan turun dari rantai jangkar tidak terganggu.
Pada umumnya digunakan patokan diameter dalam dari hawse pipe sebesar 10,4 dari diameter rantai jangkar. Bagian atas dan bawah lubang hawse pipe harus dipertebal bisa menggunakan besi cor atau doubling plate biasa disebut deck piece. Hal itu dikarenakan gerakan rantai jangkar selalu bergesekan dibagian tersebut.
4. Bak Rantai Jangkar (Anchor Chain Locker)
Chain locker adalah bak / gudang / ceruk rantai, tempat menyimpan rantai jangkar di haluan kapal di bawah mesin jangkar. Bak rantai terletak dibagian depan kapal di depan sekat tubrukan dan diatas tangki haluan (fore peak tank).Jika jumlah jangkar kapal terdapat 2 set, maka bak rantai harus terdiri dari dua ruang bak rantai yang terpisah, yang terletak di kanan dan kiri kapal.
Dalam pembuatan bak rantai, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan tentunya sesuai dengan ketentuan dan persyaratan badan klasifikasi:
- Volume bak rantai harus dapat menampung seluruh volume rantai
- Pada bak rantai harus dipasang perlengkapan pengikat dari ujung rantai kapal bagian dalam, pengikatan ujung rantai jangkar biasanya menggunakan shackle yang cukup kuat dan memiliki kekuatan tidak kurang dari 15% beban putus dari rantai jangkarnya
- Pada bagian bawah plat bak rantai dibuat berlubang untuk jalan keluarnya kotoran atau lumpur yang terbawa oleh rantai. Dan dibawahanya terdapat kotak lumpur yang dengan mudah dibersihkan. Pada ukuran kapal - kapal tertentu bak rantai harus dilengkapi dengan pipa drainase untuk pembuangan air dan lumpur
- Dinding bak rantai ada yang dilapisi dengan lembaran kayu untuk mengurangi suara berisi karena benturan rantai jangkar. Dinding plat dilapisi dengan cat khusus tahan air laut sejenis epoxy
- Dinding bak rantai dilengkapi dengan manhole atau lubang masuk orang untuk keperluan saat pemeriksaan bak rantai ataupun pada saat pembersihan. Pada sekat pemisah biasanya dilengkapi dengan anak tangga, bentuk dari anak tangga ini tidak boleh mengganggu operasi rantai jangkar. Biasanya anak tangga ini dibuat dengan cara melobangi dinding sebagai tempat pijakan kaki.
5. Tabung Rantai Jangkar (Anchor Chain Pipe)
Tabung rantai jangkar merupakan tabung yang dilalui rantai jangkar yang terletak antara deck haluan kapal (forecastle deck) dan bak rantai (chain locker).Konstruksinya hampir sama dengan hawse pipe yang terbuat dari pipa baja dengan penguatan dibagian atas atau dibuat dengan besi cor atau doubling plate.
Bagian bawah yang menghadap bak rantai konstruksinya dapat diperlebar dan tepi pipa dipasang bentuk setengah bulat. Posisi penempatan tabung rantai jangkar ini, tepat di lobang rantai dibawah mesin jangkar.
Yang harus diperhatikan dalam penempatan anchor chain pipe yaitu :
- Saat pengoperasian pengangkatan atau penurunan jangkar, rantai harus dapat keluar dan masuk kedalam bak rantai secara lancar melalui tabung rantai jangkar
- Dalam pembuatan tabung rantai harus diperhitungkan panjangnya supaya tidak menggangu tumpukan rantai dalam bak rantai.
- Posisi lobang tabung rantai digeladak kapal harus dibuat dengan posisi yang baik sehingga rantai tepat turun ditengah lubang tabung rantai dan tabung rantai dibuat pada posisi bak rantai sehingga rantai dapat tertumpuk merata. Pada kedua lubang tabung rantai (PS dan SB) dipasang pipa yang melebihi tinggi geladak untuk mengurangi air digeladak.
- Konstruksi pemasangan tabung rantai jangkar harus memenuhi ketentuan dari badan klasifikasi.
6. Mesin Jangkar (Anchor Windlass)
Fungsi dari mesin jangkar adalah sebagai alat yang dipasang dikapal guna keperluan mengangkat dan menurunkan jangkar dan rantai jangkar melalui tabung jangkar (hawse pipe).
Pada saat ini mesin jangkar menggunakan tenaga penggerak mesin diesel ,listrik, ataupun hidrolik. Pada kapal yang berukuran dibawah 200 GRT dapat menggunakan mesin jangkar manual, yang digerakkan dengan tenaga tangan.
Untuk mesin jangkar dengan tenaga motor listrik, biasanya digunakan pada kapal berukuran menengah, sistem ini banyak disukai oleh pemilik kapal - kapal pesiar karena bersih. Namun kapal harus memiliki pembangkit listrik khusus (generator khusus) untuk penggerak mesin jangkar.
Sedangkan tenaga hidrolik memerlukan unit yang besar dan sangat sensitif, namun instalasi pipa hidroliknya harus terlindungi untuk menghindari kerusakan dan kebocoran, karena memiliki tekanan yang sangat besar maka apabila bocor sangat berbahaya.
Mesin jangkar harus ditempatkan pada geladak haluan kapal agar lebih memudahkan pengoperasian penurunan dan penaikan jangkar. Pemasangan mesin jangkar di geladak kapal, plat geladak didaerah pondasi mesin jangkar harus diperkuat dengan penebalan plat serta konstruksi pondasi yang kuat.
Mesin jangkar harus dilengkapi dengan sistem rem. Rem ini berfungso untuk memperlambat putaran poros dan memberhentikan penurunan rantai jangkar dan jangkar.
Apabila mesin jangkar dilengkapi dengan chain stopper yang terpasang kuat pada forecastle deck, maka alat ini harus memiliki kemampuan beban putus 80% dari beban putus rantai. Apabila chain stopper tidak terpasang maka mesin jangkar harus dapat menahan tarikan dengan beban putus 80% beban putus rantai dengan tanpa adanya deformasi pada peralatannya juga slip pada sistim pengeremannya.
Sistem kerja mesin jangkar adalah jangkar ditarik dengan melalui hawse pipe jangkar yang terkait dengan menggunakan joining shackle dan dilengkapi dengan swivel sehingga apabila jangkar berputar maka rantai jangkar tidak melilit dan rantai akan melalui chain stopper yang terpasang digeladak.
Selanjutnya rantai ditarik oleh drum (gipsy) mesin jangkar yang berputar dengan penggerak motor listrik / hidrolik / manual / mesin diesel. Kemudian rantai ditarik masuk melalui chain pipe terus turun masuk ke bak rantai dan pada ujungnya rantai dikaitkan pada chain slip dengan dikaitkan pada segel penghubung seterusnya segel ini dikaitkan pada cable clench yang dipasang kuat pada salah satu konstruksi kapal seperti sekat.
Rangkaian rantai pada bagian ujung dalam dekat dengan bak rantai dilengkapi slip hook dibagian chain slip, dimana pada saat darurat dapat dengan mudah dilepas.
7. Penahan Rantai Jangkar (Chain Stopper)
Chain stopper pada umumnya dipasang antara mesin jangkar dengan hawse pipe yang berguna menahan rantai agar tidak tertarik ke bawah karena gaya berat jangkar.Chain stopper harus memiliki kemampuan beban putus 80% dari beban putus rantai, dan dipasang secara baik dan posisi yang tepat diatas geladak (forecastle deck), dan geladak didaerah ini juga harus diperkuat.